L i v e O r b i t

L i v e  O r b i t
s a v e p a l e s t i n e

Wednesday, February 24, 2010

KISAH DAJJAL

Imam Muslim meriwayatkan dengan sanadnya dari Amir bin Syurahil Asy-Sya’bi suku Hamdan, bahwa ia pernah bertanya kepada Fatimah binti Qais, saudara wanita Adh-Dhahhak bin Qais, salah seorang muhajirah (peserta hijrah wanita) angkatan pertama. Amir berkata kepada Fatimah, “Sampaikanlah kepadaku sebuah hadits yang engkau dengar dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam secara langsung tanpa melalui orang lain.” Fatimah menjawab, “Jika engkau menginginkan akan saya lakukan.” Amir berkata, “Benar, ceritakanlah kepadaku.” Fatimah berkata, “Dahulu saya kawin dengan Ibnul Mughirah, salah seorang pemuda Quraisy yang baik pada waktu itu, lalu ia gugur dalam jihad pertama bersama Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Ketika saya menjanda, saya dilamar oleh Abdur Rahman bin Auf, salah seorang kelompok sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam meminangku untuk mantan budaknya yang bernama Usamah bin Zaid, sedangkan saya pernah mendapatkan berita bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, “Barangsiapa yang mencintai aku hendaklah ia mencintai Usamah.”

Maka ketika Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan pinangannya kepada saya, saya berkata, “Urusanku berada di tanganmu, karena itu nikahkanlah saya dengan siapa saja yang engkau kehendaki.” Lalu beliau bersabda, “Pindahlah ke rumah Ummu Syarik.” Dan Ummu Syarik ini adalah seorang wanita yang kaya dari kalangan Anshar yang suka melakukan infaq di jalan Allah dan biasa dikunjungi tamu-tamu. Lalu saya berkata, “Akan saya laksanakan.” Kemudian beliau bersabda, “Jangan kau lakukan, sesungguhnya Ummu Syarik itu seorang wanita yang sering didatangi tamu-tamu, dan aku tidak suka kerudung (jilbab)mu terlepas atau pakaianmu terbuka dan tampak betismu, lalu dilihat oleh kaum itu apa yang tidak engkau sukai. Teteapi berpindahlah ke rumah putra pamanmu yaitu Abdullah bin Amr Ibnu Ummi Maktum” (seorang lelaki dari Banih Fihr, Yaitu Fihr Quraisy, yang dari kalangan merekalah Abdullah dan Fatimah ini dilahirkan). Lalu saya – kata Fatimah melanjutkan – pindah ke sana.

Ketika masa ‘iddah ku telah habis, saya mendengar tukang seru Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menyerukan Ash-Shalaatu Jaami’ah (Shalatlah dengan berjama’ah). Lalu saya pergi ke Masjid dan shalat bersama Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dansay berada di shaf wanita yang ada di belakang shaf laki-laki. Ketika Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam usai melakukan shalat, beliau duduk di atas mimbar sambil tersenyum seraya berkata, “Hendaklah tiap orang-orang tetap berada di tempat shalatnya.” Kemudian beliau melanjutkan, “Tahukah kamu, mengapa saya kumpulkan kamu?” Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengerti.” Beliau bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya aku tidak mengumpulkan kalian karena senang atau benci. Aku kumpulkan kalian karena Tamim ad-Dari, seorang pengikut Nasrani, telah berbai’at masuk Islam dan dia bercerita kepadaku tentang suatu masalah yang sesuai dengan apa yang pernah aku sampaikan kepada kalian mengenai Masih Ad-Dajjal. Ia bercerita bahwa ia pernah naik perahu bersama tiga puluh orang yang terdiri atas orang-orang yang berpenyakit kulit dan lepra. Lalu mereka dihempas ombak selama sebulan di laut, kemudian mereka mencari perlindungan ke sebuah pulau di tengah lautan hingga sampai di daerah terbenamnya matahari. Lantas mereka menggunakan sampan kecil dan memasuki pulau tersebut. Di sana mereka berjumpa seekor binatang yang bulunya sangat lebat hingga tidak kelihatan mana qubulnya dan mana duburnya, karena lebat bulunya. Mereka berkata pada binatang tersebut, “Busyet kamu! Siapa kamu?” Binatang itu menjawab,” Aku adalah Al-Jassasah.” Mereka bertanya, “Apakah Al-Jassasah itu?” Dia menjawab, “Wahai kaum pergilah kepada orang yang berada di dalam biara ini, karena ia sangat merindukan berita kalian.” Kata Tamim, “Ketika binatang itu menyebut seseorang kami menjauhinya, karena kami takut binatang itu adalah setan. Lalu kami berangkat cepat-cepat hingga kami memasuki biara tersebut, tiba-tiba di sana ada seorang laki-laki yang sangat besar tubuhnya dan tegap tubuhnya, kedua tangannya dibelenggu ke kuduknya, antara kedua lututnya dan mata kakinya dirantai dengan besi. Kami bertanya, “Siapakah engkau ini?” Dia menjawab, “Kalian dapat menguak beritaku, karena itu beritahukanlah kepadaku siapakah sebenarnya kalian ini?” Mereka mnejawab, kami adalah orang-orang dari Arab. Kami naik perahu dan kami terkatung-katung di laut dipermainkan ombak selama satu bulan, kemudian kami mencari tempat berlindung ke pulaumu ini, dengan menaiki sampan kecil yang ada di sini lantas kami masuk pulau ini, dan kami bertemu seekor binatang yang bulunya sangat lebat hingga tidak kelihatan mana qabulnya dan mana duburnya karena lebat bulunya. Lalu kami bertanya, “Busyet kamu! Siapa kamu?” Binatang itu menjawab,” Aku adalah Al-Jassasah.” Mereka bertanya, “Apakah Al-Jassasah itu?” Dia menjawab, “Wahai kaum pergilah kepada orang yang berada di dalam biara ini, karena ia sangat merindukan berita kalian.” Lalu kami bergegas menemui dan meninggalkan dia, dan kami merasa tidak aman karena jangan-jangan dia itu setan.”

Dia (lelaki itu) berkata, “Tolong kabarkan kepada kami tentang desa Nakh Baisan.” Kami bertanya, “Tentang apanya?” Ia berkata, “Ketahuilah, sesungguhnya pohon-pohon kurman akan tidak berbuah lagi.” Dan dia bertanya lagi, “Tolong beritahukan kepadaku tentang danau Ath-Thabariah.” Kami bertanya, “Tentang apanya?” Dia bertanya, “Apakah ada airnya.” Kami menjawab, “Airnya banyak sekali.” Dia berkata, “Ketahuilah airnya akan habis.” Selanjutnya dia berkata lagi, “Kabarkan kepadaku tentang negeri ‘Ain Sughar.” Kami bertanya, “Tentang apanya?” DIa menjawab, “Apakah sumbernya masih mengeluarkan air yang dapat digunakan penduduknya untuk menyiramkan tanamannya.” Kami menjawab, “Airnya banyak sekali dan penduduknya menggunakannya untuk menyiram tanaman mereka.” Dia berkata lagi, “Tolong beritahukan kepadaku tentang Nabi orang Ummi, apakah yang dilakukannya?” Kami menjawab, “Beliau telah berhijrah meninggalkan Mekkah ke Yastrib.” Dia bertanya, “Apakah orang-orang Arab memeranginya?” Kami menjawab, “Ya.” DIa bertanya lagi, “Apakah yang dilakukannya terhadap mereka?” :Lalu kami beritahukan bahwa beliau menolong orang-orang Arab yang mengikuti beliau dan mereka mamatuhi beliau. Dia bertanya, “Apakah benar demikian?” Kami menjawab, “Benar.” Dia berkata, “Ketahuilah bahwasanya lebih baik bagi mereka untuk mematuhinya. Dan perlu saya beritahukan kepada kalian bahwa saya adalah Al-Masih (Ad-Dajjal). Dan saya akan diizinkan keluar, yang nantinya saya akan berkelana di muka bumi, maka tidak ada satupun desa melainkan saya singgahi selama empat puluh malam kecuail Mekkah dan Thaibah (Madinah), karena kedua kota ini diharamkan atas saya. Setiap saya hendak memasuki salah satunya, saya dihadang oleh seorang Malaikat yang menghunus pedang, dan tiap-tiap lorongnya ada Malaikat yang menjaganya.”

Fatimah berkata, “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabada sembari mencocokkan (menusukkan) tongkat kecilnya di mimbar, ‘Inilah Thaibah, inilah Thaibah, inilah Thaibah, yakni Madinah.’” Ingatlah, bukanlah aku telah memberitahukan kepadamu tentang itu?” Orang-orang menjawab, “Ya.” Selanjutnya beliau bersabda, “Saya heran terhadap cerita Tamim yang sesuai dengan yang apa saya ceritakan kepada kalian, juga tentang kota Madinah dan Makkah. Ketahuilah bahwa dia ada di laut Syam atau di Laut Yaman. Oh tidak, tetapai ia akan datang dari arah timur, arah timur, arah timur.” Dan beliau berisyarat dengan tangan beliau menunjuk ke arah timur. Fatimah berkata, “Maka saya hafal ini dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.”

Ibnu Hajar berkata, “Sebagian ulama beranggapan bahwa hadist Fatimah binti Qais ini adalah sebagai Hadits Gharib yang hanya diriwayatkan oleh perseorangan, padahal sebenarnya tidak demikian. Hadist ini disamping diriwayatkan dari Fatimah binti Qais juga diriwayatkan dari Abu Hurairah, Aisyah dan Jabir (Fathul Bahri 13: 328 )

Fitnah dan Petaka Akhir Zaman, Abu Fathiah Al-Adnani, Cetakan 1, Hal 220-224

ISA ALAIHISSALAM DI MASJID MENARA PUTIH DAMASKUS

Dalam hadits Nawwas bin Sam’an yang panjang yang membicarakan kemunculan Dajjal dan turunnya ‘Isa ‘alaihissalam, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Ketika Allah telah mengutus al-Masih Ibnu Maryam, maka turunlah ia di menara putih di sebelah timur Damsyiq dengan mengenakan dua buah pakaian yang dicelup dengan waras dan za’faran, dan kedua telapak tangannya diletakkannya di sayap dua Malaikat; bila ia menundukkan kepala maka menurunlah rambutnya, dan jika diangkatnya kelihatan landai seperti mutiara. Maka tidak ada orang kafirpun yang mencium nafasnya kecuali pasti meninggal dunia, padahal nafasnya itu sejauh mata memandang. Lalu ‘Isa mencari Dajjal hingga menjumpainya di pintu Lud, lantas dibunuhnya Dajjal hingga menjumpainya di pintu Lud, lantas dibunuhnya Dajjal. Kemudian ‘Isa datang kepada suatu kaum yang telah dilindungi Allah dari Dajjal, lalu ‘Isa mengusap wajah mereka dan memberi tahu mereka tentang derajat mereka di surga.”

Shahih Muslim, Kita Al-Fitan wa Asyrathis Sa’ah, Bab Dzikr Ad-Dajjal 18:67-68

Aus bin Aus Ats-Tsaqafi meriwatkan bahwa Rasulullah shalallhu ‘alaihi wasallam bersabda, “‘Isa bin Maryam akan turun di Menara Putih sebelah timur Kota Damaskus.”

HR Thabrani

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Suatu kelompok dari umatku akan tetap berperang dalam kebenaran secara terang-terangan sampai hari kiamat, sehingga turunlah ‘Isa Ibn Maryam, maka berkatalah pemimpin mereka (pemimpin ummat Islam), ‘Kemarilah dan imamilah shalat kami.’ Ia menjawab, ’Tidak, sesungguhnya sebagian kamu adalah (ditentukan) sebagai pemimpin terhadap sebagian yang lain, sebagai suatu kemuliaan yang diberikan Allah kepada umat ini (umat Islam).”

Riawayat Muslim dalam kitab Al-Fitan dan riwayat Ahmad dari Abu Hurairah

Dalam suatu hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, termaktub: “Tiba-tiba ‘Isa sudah berada diantara mereka dan dikumandangkan shalat, maka dikatakan kepadanya, majulah kamu (menjadi Imam shalat) wahai ruh Allah.” Ia menjawab, ‘Hendaklah yang maju itu pemimpin kamu dan hendaklah ia yang mengimami shalat kamu.”

HR Imam Ahmad


Telah bersabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, “Betapa gembiranya kamu apabila telah turun kepada kamu ‘Isa ibnu Maryam sedangkan Imam (pemimpin shalat) kamu adalah berasal dari kamu.”

Riwayat Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairah


Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bagaimana kalian bila Ibnu Maryam turun di antara kalian sedang imam kalian adalah salah satu dari kalian?”

Ibn Hajar Al-’Aswalani, Fath al-Bari bi Syarh Shahih al-Bukhari, bab “Nuzulu ‘Isa”, jld. 6, hlm. 490.


Allah Subhana wa Ta’ala berfirman, “(Kami menghukum mereka dengan beberapa hukuman) dan karena ucapan mereka: Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih ‘Isa Ibn Maryam, Rasulullah. Padahal mereka tidaklah membunuhnya dan tidak pula menyalibnya. Akan tetapi yang mereka bunuh adalah orang yang diserupakan dengan ‘Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) ‘Isa, benar-benar dalam keraguan tentang siapa yang dibunuh itu. Mereka tidak punya keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti prasangka belaka, mereka tidak pula yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah ‘Isa.”

Surat An-Nisa: 157



RINGKASAN 5 FASE SEJARAH UMAT ISLAM

تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّا فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ

Ringkasan sejarah Ummat Muhammad yg Beriman mengalami 5 babak / periode
Babak I => Kenabian النُّبُوَّةُ
Babak II => Kekhalifahan mengikuti pola (Manhaj) Kenabian خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ
Babak III=> Raja-raja yang Menggigit مُلْكًا عَاضًّا
Babak IV=> Raja-raja yang Memaksakan kehendak (diktator) مُلْكًا جَبْرِيَّا
Babak V => Kekhalifahan mengikuti pola (Manhaj) Kenabian خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ
Þ

(Hadits Marfu’ Riwayat Imam Ahmad dari An-Nu’man bin Basyir)


Sekarang kita hidup di Babak IV
Diambil dari presentesai materi Akhir Zaman karya Ustadz Ihsan Tanjung


SALAH SATU TANDA KECIL KIAMAT

Telah bersabda Rasulullah Shallahu “alaihi wa Sallam: “Diantara tanda dari sudah dekatnya kiamat adalah menggelembungnya bulan sabit (awal bulan).

Hadits Shahih diriwayatkan oleh Al Albani dalam kitab “Ash Shahihah” nomor 2292, hadits ini dalam riwayat Thabrani adalah berasal dari Ibn Mas’ud dan dalam riwayat Ath Thayalisi adalah berasal dari Abi Hurairah.

Telah bersabda pula Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam : “Diantara tanda dari sudah mendekatnya kiamat adalah bahwa orang akan melihat bulan sabit seperti sebelumnya, maka orang akan mengatakan satu bentuk darinya untuk dua malam dan masjid akan dijadikan tempat sebagai jalan-jalan serta meluasnya mati mendadak.”

Ini adalah hadits hasan menurut Ath Thayalisi dari Anas dan dalam kitab “Ash Shahihah” Al Albani nomor 2292

MANUSIA AKHIR ZAMAN

Telah bersabda Rasulullah saw, “Sungguh akan ada pada umatku beberapa kelompok manusia (kaum, bangsa) yang menghalalkan zina, sutra, khamr dan alat musik.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab Shahihnya no.5590 dari Abu Amir atau Abu Malik Al Asy’ari. Dan diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Abu Malik. Dalam kitab Shahihah Al Albani adalah no. 91. Sisa matan (sambungan) dari hadits ini memuat tetang pembenaman bumi dan perubahan kepada bentuk buruk yang akan terjadi terhadap umat ini).

Dari Abu Malik Al-Asy’ari, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah saw bersabda, “Sungguh akan ada sebagian umatku yang menghalalkan perzinaan, sutra, khamr, dan musik. Sungguh, akan ada orang-orang yang mendatangi para pembesar, mereka datang kepada pembesar itu pada sore hari dengan membawa binatang ternak, mereka didatangi -oleh orang miskin- untuk satu kebutuhan, lantas mereka berkata, “Kembalilah kepada kami besok!”, kemudian Allah menurunkan siksa kepada mereka pada malam hari, menistakan para pembesar itu, dan mengubah wajah orang-orang lain menjadi kera dan babi hingga hari kiamat.” (HR. Shahih Bukhari)


Referensi:

1. Jamaluddin, Amin Muhammad. Umur Umat Islam, Kedatangan Imam Mahdi & Munculnya Dajjal. Hal 184. Cetakan keenam belas. Penerbit Cendikia Centra Muslim – Jakarta Selatan. Desember 2007.

2. Al-Adnani, Abu Fatiah. Fitnah dan Petaka Akhir Zaman. Hal. 90-91. Penerbit Granada Mediatama – Solo. Cetakan I Januari 2007 Edisi Revisi.


BISMILLAH

Oleh
DR. H. RUSLI HASBI, MA

Mukaddimah
Ada khurafat (kepercayaan yang tidak berdasarkan dalil) di tengah masyarakat bahwa semua Al-Quran berada dalam Al-Fatihah. Anggapan seperti itu keliru. Tidak benar bahwa semua isi Al-Quran ada dalam Al-Fatihah. Al-Fatihah salah satu dari 114 surat, bukan semua Al-Quran. Cuma, kita harus tahu bahwa Al-Fatihah melebihi semua surat yang lain. Kalau tidak, mengapa Al-Fatihah dijadikan rukun dalam shalat? Tidak sah shalat tanpa di dalamnya Al-Fatihah. Berarti Al-Fatihah memang memiliki keutamaan. Salah satu keutamaan Al-Fatihah terdapat pada awal suratnya.

Pada awal surat Al-Fatihah, Allah SWT berfirman:

Bismillahirrahmanirrahim (QS 1:1)
Salah satu hikmah Bismillah (disebut juga “basmalah”) dijelaskan berikut ini. Lihat juga penjelasan saya tentang Arrahmanirrahim.

Mulai dengan Bismillah

Ayat yang pertama berbunyi, “Bismillahirrahmanirrahim”. Artinya, “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” Setahu saya, tidak ada kalimat dalam dalam Bahasa Indonesia yang dimulai dengan kata “dengan”. Seperti tulisan “ke Bandung” ditempel di papan penunjuk jalan. Ada bagian kalimat yang terbuang sebelum “ke” itu. Begitu juga dengan kata “dengan”, ada yang belum diterjemahkan sebelum kata itu.

Contoh, kita mau membaca Al-Quran. Kita mengucapkan bismillahirrahmanirrahim. Arti yang sebenarnya adalah, “Saya baca Al-Quran ini dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” Begitu juga kalau kita mau makan. Begitu kita pegang nasi kita ucapkan basmalah. Artinya, “Saya makan hidangan ini dengan menyebut nama Allah.” Demikian seterusnya.

Kalau begitu, dalam syariat Islam, manusia tidak boleh bergerak tanpa seizin Allah. Dengan kata lain, tidak sepantasnya manusia mengerjakan hal-hal yang dilarang oleh-Nya. Hikmah membaca basmallah adalah supaya gerak-gerik kita tidak jauh dari Allah, sebagai tanda kita selalu beriman kepada-Nya.

Barangsiapa mengerjakan kebaikan tanpa memulainya dengan basmalah, maka kebaikan itu tidak berkah. Setiap permulaan suatu perbuatan perlu disuntik dengan basmalah supaya hati kita selalu dekat dengan Allah.

Bismillah atau Bismillahirrahmanirrahim
Rasulullah SAW dalam setiap perbuatannya lebih sering mengucapkan bismillah daripada bismillahirrahmanirrahim. Mau menyembelih beliau SAW mengucapkan “bismillahi allahu akbar”, bukan “bismillahirrahmanirrahim allahu akbar”. Mau pakai sepatu, bismillah. Tentu saja, tidak salah mereka yang mengucapkan bismillahirrahmanirrahim. Hanya itu bukan kebiasaan Rasulullah SAW yang dominan.

Kesimpulan
Kalimat bismillah ini lebih pendek dan lebih mudah untuk kita amalkan dibandingkan versi lengkapnya. Apa salahnya kita selalu mengamalkan bismillah dalam setiap perbuatan kita. Insya Allah, berkat bismillah kita akan terhindar dari perbuatan-perbuatan tercela. (02/e)

UMAT ISLAM WAJIB MENYOKONG PERJUANGAN PALESTIN

Jabatan Kemajuan Islam Malaysia
(02 Januari 2009 / 05 Muharram 1430H)

Sidang Jumaat Yang Dirahmati Allah Sekelian,
Saya berpesan kepada diri saya dan menyeru kepada sidang Jumaat yang dikasihi sekelian, marilah sama-sama kita bertakwa kepada Allah SWT dengan sebenar-benar takwa serta melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Mudah-mudahan kita mendapat keberkatan hidup di dunia dan di akhirat. Mimbar pada hari ini akan memperkatakan khutbah bertajuk: "UMAT ISLAM WAJIB MENYOKONG PERJUANGAN PALESTIN ".

Sidang Jumaat Yang Berbahagia,
Negara Palestin adalah tempat lahir dan tinggal sebahagian besar para Rasul dan Nabi Allah menyebarkan Islam, kawasan terletaknya Masjid al-Aqsa, tempat berlakunya Israk dan Mikraj dan kiblat pertama umat Islam. Menurut sumber sejarah, bangsa Yahudi hanya duduk memerintah selama 4 kurun sahaja semenjak zaman Nabi Allah Daud, Nabi Sulaiman dan dijajah pula oleh bangsa Parsi dan Rom selepas itu. Manakala umat Islam memerintahnya semula selama 12 kurun semenjak ditadbir oleh Saidina Umar R.A pada tahun 636 Masihi sehinggalah Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu (PBB) mengeluarkan Ketetapan 181 pada November 1947.

Ketetapan ini telah membahagikan 2/3 tanah Palestin kepada pendatang haram Yahudi dan selebihnya diserah kepada penduduk asal Palestin yang sah. Akhirnya Yahudi berjaya menubuhkan negara Israel secara haram pada 1948 dengan sokongan Britain dan nasionalis Arab Palestin.

Kita amat kesal tanah tempat suci dan ibadah umat Islam dirampas bahkan menjadi tempat umat Islam Palestin dibunuh kejam. Sejak Yahudi menduduki Palestin pada tahun 1948 hingga kini dianggarkan seramai 282,700 orang rakyat Palestin telah terkorban kerana mempertahankannya. Serangan terbaru rejim zionis Israel ke atas Palestin dalam beberapa hari ini menyebabkan kira-kira 400 orang Palestin lagi maut.

Bangsa Yahudi tidak pernah mengenal mangsa sama ada bayi, kanak-kanak, remaja, lelaki, wanita, Nabi-nabi, Rasul-rasul Allah atau orang biasa. Mereka akan membunuh tanpa rasa belas kasihan dan hak. Ini dirakamkan oleh Allah SWT dalam surah an-Nisa' ayat 157:

Maksudnya: " Maka dengan sebab mereka mencabuli perjanjian setia mereka dan mereka kufur akan ayat-ayat keterangan Allah dan mereka menbunuh Nabi-nabi dengan tiada suatu alasan yang benar dan mereka berkata: hati kami tertutup. Bahkan Allah telah memeterai hati mereka disebabkan kekufuran mereka. Oleh itu mereka tidak beriman kecuali sedikit sahaja diantaranya.


Sidang Jumaat Yang Berbahagia,
Persoalan besar timbul ialah mengapa Yahudi berterusan menjadi ganas dan kejam tanpa ada rasa peri kemanusiaan?. Ini disebabkan mereka terlalu taksub dengan bangsanya yang dianggap sebagai pilihan Tuhan, bangsa yang disayangi Tuhan, halal membunuh orang yang bukan Yahudi, mendapat sokongan kuat daripada Amerika Syarikat dan beberapa negara Eropah serta negara Islam yang bersekongkol dengan mereka. Kita amat kesal, negara Barat yang kononnya kuat mempertahankan hak-hak asasi manusia, kanak-kanak, wanita, orang tua, demokrasi dan sebagainya, tetapi berlepas tangan apabila berlaku pencabulan hak asasi rakyat Palestin. Penubuhan negara Israel secara haram diiktiraf sah oleh pihak Barat tetapi mereka tidak mengiktiraf pergerakan Hamas yang memenangi pilihanraya secara demokrasi.

Kadangkala kita amat sedih terdapat negara Islam terpaksa bertungkus lumus dan bersusah payah menjawab surat tunjuk sebab kepada PBB kerana dikatakan melanggar hak asasi manusia, sedangkan PBB sendiri tidak bertanggungjawab dengan deklarasi sedia ada untuk Palestin atau negara Islam yang lain. Oleh itu, mimbar menyeru umat Islam di negara ini, jangan bersyubhat dan terikut-ikut serta tertarik dengan perjuangan hak asasi manusia yang dipelopori Barat dan proksi Yahudi di negara ini, kerana mereka bersikap 'Talam Dua Muka', penuh penipuan dan tiada integriti.

Berdasarkan pemerhatian, pergerakan Islam Hamas di Palestin dan pergerakan Islam Hizbullah di Lubnan adalah pertubuhan jihad paling berkesan mempertahankan hak asasi Palestin. Kedua-dua pertubuhan ini juga paling ditakuti oleh Israel dan pakatannya kerana mampu mengugat kerajaan haram Israel. Umat Islam diseru agar berdiri teguh dibelakang dua pertubuhan ini dalam mempertahankan hak dan martabat Islam.

Umat Islam bertanggungjawab membantu penduduk Palestin dalam pelbagai cara. Sama ada bersifat kebendaan atau sebaliknya mengikut kemampuan. Kita mestilah berdoa demi keselamatan dan kebebasan bumi Palestin dari ancaman musuhnya. Sheikh Yusof al-Qardhawi dan Dr. Wahbah Zuhaili adalah ulamak terkemuka dunia menegaskan bahawa umat Islam wajib membantu saudaranya yang kesusahan dalam pelbagai aspek yang diperlukan walaupun terpaksa mengikat perut. Mimbar ini juga menyokong penuh fatwa Sheikh Yusof al-Qardhawi bahawa jihad pengebom berani mati khususnya di Palestin adalah tidak bercanggah dengan Islam dalam usaha mempertahankan Islam dan tanah air.

Oleh yang demikian selari dengan peristiwa Hijratur Rasul SAW, maka sewajarnya mampu menjadi pemangkin kepada kita untuk bersama-sama dengan pertubuhan gerakan Islam menghapuskan kezaliman, penindasan dan keganasan di Palestin.

Sidang Jumaat Yang Dirahmati Allah,
Mengakhiri khutbah, mimbar yang mulia ini menyeru semua umat Islam, marilah kita sama-sama membantu mempertahan dan menyelamatkan maruah bumi Palestin dengan tindakan berikut:

Pertama: Umat Islam wajib bersatu padu mempertahankan Islam dan tidak bergantung
harap bantuan orang bukan Islam untuk menyelamatkan maruah Islam;
Kedua: Sikap tidak peduli umat Islam tentang persoalan akidah, ibadah, syariat dan
akhlak akan menjerumuskan umat Islam di bawah telunjuk Yahudi dan
pakatan
mereka;
Ketiga: Pemimpin dunia Islam hendaklah berani memberi sokongan kepada Hamas
dan
Hizbullah untuk mempertahankan Islam dan tanah air;
Keempat : Menjiwai dan sensitif terhadap sebarang bentuk pencabulan harta, nyawa
dan
maruah umat Islam;
Kelima: Menghulurkan bantuan derma mengikut kemampuan; dan
Keenam: Memulaukan pembelian barangan yang dikeluarkan oleh syarikat-syarikat
yang ada
kaitan dengan Yahudi.



Firman Allah SWT dalam surah al-Maidah ayat 78:

Maksudnya: " Orang kafir Yahudi dari Bani Israel telah dilaknat (di dalam Zabur dan Injil) melalui lidah Nabi Daud dan Nabi Isa Ibni Maryam. Yang demikian itu disebabkan mereka menderhaka dan menceroboh. "